Batu Saluran Empedu Kini Bisa Diidentifikasi dengan Tindakan ERCP

Identifikai batu saluran empedu dengan tindakan ERCP
Identifikai batu saluran empedu dengan tindakan ERCP

KakaKiky - Batu empedu merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi pada saluran cerna dan seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut bagian kanan atas. Selain terbentuk di dalam kantong empedu, batu empedu ternyata juga bisa turun ke saluran empedu dan mengakibatkan sumbatan. Saat ini, batu di dalam saluran empedu dapat dideteksi dengan lebih akurat berkat kemajuan teknologi medis. Salah satu prosedur medis yang paling sering dipakai untuk mendiagnosis penyakit batu saluran empedu adalah ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography). Selain mampu mendeteksi keberadaan batu, prosedur ERCP ternyata juga bisa berperan sebagai teknik intervensi medis untuk mengeluarkan batu empedu. Mari simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui lebih lengkap tentang proses dan manfaat tindakan ERCP dalam mengatasi batu empedu. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi situs dari Lee Surgery and Endoscopy, sebuah klinik kesehatan di Singapura yang berfokus dalam menangani berbagai masalah hati, pankreas, empedu, dan saluran cerna, melalui tautan berikut ini: https://www.leesurgery.id/service/prosedur-ercp.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Mengenal Penyakit Batu Empedu dan Batu Saluran Empedu

Sebelum lebih jauh mengerti tentang ERCP, kita perlu mengetahui tentang penyakit batu empedu dan batu saluran empedu. Penyakit batu empedu, atau disebut juga cholelithiasis, biasanya dijelaskan sebagai kondisi ketika terjadi endapan cairan pencernaan yang mengeras di dalam kantong empedu. Kantong empedu adalah sebuah organ berbentuk mirip seperti buah pir pipih yang berfungsi untuk mencerna lemak. Kantong empedu belokasi di sisi kanan perut tepat di bawah organ hati. Sebelum diserap tubuh, setiap makanan yang kita konsumsi, apalagi yang mengandung lemak, perlu dipecah terlebih dahulu oleh cairan pencernaan. Cairan ini diproduksi oleh organ hati dan sebagian besar berada di dalam kantong empedu. Batu empedu terbentuk karena adanya ketidakseimbangan antara zat-zat pembentuk cairan empedu, yaitu zat kolesterol dan bilirubin. Kolesterol yang berlebih dapat memicu terbentuknya batu empedu kolesterol, sedangkan zat bilirubin yang berlebih dapat menyebabkan batu empedu pigmen. Ada juga jenis batu empedu campuran yang terbentuk dari kedua zat tersebut.

Di sisi lain, penyakit batu saluran empedu, atau koledokolitiasis, terjadi ketika batu dari kantong empedu turun ke saluran ini. Saat proses pencernaan terjadi, cairan pencernaan akan dialirkan dari kantong empedu menuju usus kecil (usus dua belas jari) melewati saluran empedu. Proses aliran ini bisa turut membawa batu dari dalam kantong empedu turun ke saluran empedu. Dan, jika batu tersangkut di saluran empedu, batu ini bisa mengakibatkan sumbatan. Selain itu, batu juga bisa terbentuk dengan sendirinya di dalam saluran empedu jika terjadi endapan cairan pencernaan.

Biasanya, kedua penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun di tahap awal. Namun, jika tidak ditangani, penyakit ini akan menyebabkan nyeri perut yang hebat, nyeri punggung (di antara tulang belikat atau di bawah tulang belikat kanan), rasa mual atau muntah, dan penyakit kuning (jaundice). Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan medis dari dokter spesialis gastroenterologi melalui beberapa prosedur diagnosis, seperti tes darah, CT scan. MRCP, endoscopic ultrasound (EUS), atau bedah laparoskopi. Khusus untuk batu saluran empedu, dokter biasanya akan memakai ERCP untuk mendiagnosis sekaligus mengobati penyakit ini.

Apa itu Tindakan ERCP?

Ilustrasi Tindakan ERCP
Ilustrasi Tindakan ERCP

ERCP merupakan suatu prosedur medis yang memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam saluran empedu. Prosedur ERCP merupakan gabungan antara teknik endoskopi dan fluoroskopi. Dalam prosesnya, dokter akan memasukkan sebuah selang tipis dan lentur, yang dilengkapi dengan kamera dan lampu, ke dalam saluran pencernaan Anda melalui mulut. Kamera ini akan memberikan gambar langsung bagian dalam dari saluran empedu, sehingga dokter dapat melihat secara detail kondisinya di monitor. Sementara itu, teknik fluoroskopi berfungsi untuk menampilkan gambar bergerak dari organ dalam dengan bantuan alat fluoroskop, yang terdiri dari tabung sinar-X dan detektor.

Selama prosedur ERCP berlangsung, Anda akan diberikan bius total agar tidak merasa sakit. Dokter juga akan menyuntikkan semacam zat pewarna ke dalam saluran empedu untuk meningkatkan akurasi sinar-X. Ketika selang endoskopi sudah berhasil mencapai usus dua belas jari, kateter yang berukuran lebih kecil lagi akan keluar dan masuk ke dalam saluran empedu. Alat ini dapat mendeteksi obstruksi sekaligus mengangkat batu yang ada di dalam saluran empedu agar alirannya kembali lancar. Setelah prosedur selesai, Anda akan diawasi di ruang pemulihan selama beberapa jam sebelum diperbolehkan pulang.

Tindakan ERCP memiliki beberapa keunggulan dalam menangani masalah batu saluran empedu, di antaranya:

  • Akurat: prosedur ERCP mampu memberikan visualisasi langsung terhadap saluran empedu, sehingga dokter dapat dengan mudah mendeteksi keberadaan batu empedu.
  • Multifungsi: selain diagnosis, ERCP juga dapat dipakai sebagai metode terapi, seperti mengangkat batu empedu, mengambil sampel jaringan (biopsi), atau melebarkan saluran empedu yang menyempit dengan memasang stent.
  • Minimal invasif: prosedur ini dilakukan melalui endoskopi, sehingga tidak memerlukan sayatan besar seperti pada operasi konvensional. Hal ini membuat risiko komplikasi menjadi lebih rendah dan masa pemulihan pasien menjadi lebih singkat.

Persiapan ERCP

Sebelum menjalani prosedur ERCP, pasien biasanya akan diminta untuk berpuasa selama setidaknya 8 jam. Dokter akan memberikan obat bius cair (kumur) atau bius semprot untuk membuat tenggorokan mati rasa. Hal ini bertujuan untuk mencegah agar Anda tidak tersedak. Anda kemudian akan dibaringkan di atas tempat tidur untuk memulai tindakan.

Penyakit yang Bisa Ditangani dengan ERCP

Selain penyakit batu saluran empedu, tindakan ERCP juga dapat digunakan untuk menangani berbagai masalah pencernaan, seperti:

  • Peradangan atau infeksi empedu (kolangitis).
  • Penyempitan karena jaringan parut (striktur bilier).
  • Pankreatitis.
  • Tumor atau kanker di saluran empedu.
  • Kebocoran saluran empedu atau cedera lainnya.
  • Batu saluran pankreas.

Potensi Komplikasi ERCP

Meskipun cukup jarang terjadi, tetapi segeralah memeriksakan diri kembali ke dokter jika Anda mengalami beberapa komplikasi berikut ini pasca menjalani ERCP:

  • feses berdarah atau berwarna hitam
  • demam
  • nyeri hebat di dada atau perut
  • susah bernapas
  • sulit menelan atau nyeri tenggorokan parah
  • muntah darah atau tampak seperti bubuk kopi

Kesimpulan

ERCP telah menjadi prosedur yang sangat efektif dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit batu saluran empedu. Prosedur ini membantu dokter untuk menangani penyakit dengan tepat serta membuat pasien lebih cepat pulih. Dengan ERCP, dokter juga dapat mendeteksi batu saluran empedu, lebih dini, mencegah komplikasi yang serius, dan memberikan pengobatan secara minimal invasif.