Kenali Tugas Dokter Gastroenterologi dalam Menangani Penyakit Pencernaan!

Kenali Tugas Dokter Gastroenterologi dalam Menangani Penyakit Pencernaan!
Tugas Dokter Gastroenterologi

KakaKiky - Gastroenterologi adalah salah satu bidang ilmu kedokteran penyakit dalam yang fokus pada masalah pencernaan dan gastroenterologi. Seorang dokter gastroenterologi adalah dokter spesialis penyakit dalam yang secara khusus menangani masalah pencernaan, seperti penyakit lambung. Dokter gastroenterologi biasanya juga memiliki spesialisasi di bidang hepatologi, sehingga sering disebut sebagai dokter spesialis gastroenterologi-hepatologi, yang secara khusus menangani berbagai masalah yang menyerang pankreas, kantong empedu, dan hati.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Sebelum memilih untuk mengambil spesialisasi di bidang hepatologi, secara umum, seorang dokter perlu menyelesaikan lebih dulu gelar kedokteran selama empat tahun dan program residensi selama tiga tahun. Beberapa dokter hepatologi terlebih dahulu mendapatkan sertifikasi sebagai ahli gastroenterologi dan kemudian menyelesaikan program beasiswa tambahan yang berfokus pada hepatologi.

Dalam masa pelatihan tersebut, dokter akan menghabiskan sebagian besar waktu untuk memperdalam ilmu di bidang hepatologi. Anda dapat mengunjungi https://www.leesurgery.id untuk mengenal lebih dekat berbagai tugas yang diemban seorang dokter gastroenterologi serta berbagai masalah organ dalam yang bisa ditangani.

Penyakit yang Ditangani Dokter Gastroenterologi

Penyakit yang Ditangani Dokter Gastroenterologi
Penyakit yang Ditangani Dokter Gastroenterologi

Dokter gastroenterologi memiliki keahlian khusus dan terlatih untuk menangani berbagai penyakit yang menyerang organ dalam, seperti:

  1. Kanker lambung: adanya pertumbuhan sel secara abnormal pada lapisan lambung ( mukosa) dan dapat menyebar ke lapisan lainnya (submukosa, serosa, atau muskularis). Perkembangan sel kanker di lapisan lambung ini cenderung cukup lambat dan jarang menimbulkan gejala di tahap awal sehingga sulit terdeteksi.
  2. Penyakit usus buntu: disebut juga sebagai apendisitis, adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu (apendiks) dan dapat menyebabkan pembengkakan. Gejala penyakit apendisitis biasanya muncul sebagai nyeri di perut bagian kanan bawah dan akan semakin buruk saat penderita bersin atau batuk.
  3. Radang pankreas: dikenal juga sebagai penyakit pankreatitis yang menyebabkan fungsi pankreas terganggu dan biasanya terjadi secara mendadak. Organ pankreas yang sehat berfungsi untuk memproduksi serta menyalurkan hormon insulin dan enzim pencernaan. Kemunculan penyakit ini ditandai dengan nyeri yang muncul secara tiba-tiba di perut. Pankreatitis memiliki dua jenis, yaitu pankreatitis akut dan pankreatitis kronis. Peradangan pada pankreatitis akut berlangsung secara tiba-tiba, sedangkan pada pankreatitis kronis berkembang perlahan.
  4. Kanker pankreas: adanya mutasi sel-sel pankreas secara abnormal, tidak terkendali, dan tumbuh dengan cepat yang kemudian membentuk tumor. Dari beberapa jenis kanker pankreas yang ada, adenokarsinoma pankreas adalah jenis yang paling sering terjadi.
  5. Kista hati: atau disebut juga dengan kista hepar, adalah kondisi terbentuknya kantung berisi cairan di dalam organ hati seseorang. Kista ini sebenarnya jinak dan tidak berbahaya, kecuali jika mulai bertambah besar serta menimbulkan gejala. Penyebab dari kista hati masih belum diketahui secara jelas dan kebanyakan merupakan keadaan bawaan lahir (congenital). Wanita lebih berisiko menderita kista hati daripada laki-laki. Selain itu, seseorang yang memiliki riwayat infeksi cacing tertentu, kelainan genetik, cedera organ hati, atau kanker hati, juga berpotensi menderita penyakit ini.
  6. Kanker hati: terjadinya perubahan dari sel-sel normal yang ada di hati menjadi sel-sel abnormal secara tidak kendali. Ada beberapa jenis kanker hati yang paling sering terjadi, di antaranya  adalah hepatocellular carcinoma, intrahepatic cholangiocarcinoma, dan hepatoblastoma. Kebanyakan penderita kanker hati tidak akan merasakan adanya gejala yang pada tahap awal penyakit. Karenanya, kebanyakan penderita kanker hati baru akan memeriksakan diri ke dokter saat gejala sudah muncul dan kondisinya sudah masuk ke stadium lanjut.
  7. Penyakit batu empedu: endapan keras yang terbentuk di dalam kantong empedu, organ kecil yang mengandung cairan empedu, cairan pencernaan yang membantu tubuh dalam mencerna lemak. Batu empedu dapat terbentuk dari berbagai bahan, termasuk kolesterol, bilirubin, dan garam. Ukurannya bisa bervariasi, mulai dari sebutir pasir hingga sebesar kelereng.
  8. Kolesistitis: peradangan kantong empedu yang biasanya diakibatkan adanya sumbatan saluran empedu oleh batu empedu. Kondisi ini membuat batu empedu terperangkap di dalam kantong empedu sehingga menyebabkan iritasi dan peradangan.
  9. Cholangitis: infeksi pada saluran empedu terjadi ketika ada penyumbatan di dalamnya. Dalam kondisi normal, sistem pencernaan membutuhkan cairan empedu yang diproduksi oleh hati. Cairan empedu ini sebenarnya bersifat steril, tetapi cairan empedu yang menumpuk berpotensi menimbulkan infeksi.
  10. Kanker saluran empedu: sel kanker yang tumbuh di dalam saluran empedu. Kanker saluran empedu, atau disebut juga sebagai cholangiocarcinoma, biasanya tidak menimbulkan gejala pada fase awal. Namun, penyakit ini berpotensi menyebabkan penyakit kuning jika kondisinya semakin parah.

Selain beberapa penyakit di atas, dokter gastroenterologi berpengalaman juga dapat menangani berbagai jenis gangguan pada saluran pencernaan, termasuk:

  • Gangguan pencernaan, seperti mual-mual, muntah, mulas, kembung, diare, dan sembelit.
  • Nyeri di ulu hati, perut bagian kanan atas, dan perut bagian kiri bawah.
  • Penurunan berat badan tanpa disengaja.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Perubahan warna feses menjadi hitam atau putih.
  • Feses yang berdarah.
  • Perubahan warna urine menjadi kuning tua atau coklat.

Tindakan Medis oleh Dokter Gastroenterologi

Tindakan Medis oleh Dokter Gastroenterologi
Tindakan Medis oleh Dokter Gastroenterologi

Dokter gastroenterologi sudah terlatih untuk dapat melakukan berbagai tindakan medis yang diperlukan guna mengobati penyakit atau gangguan yang menyerang lambung, hati, maupun pankreas. Beberapa tindakan medis tersebut, meliputi:

  • Gastroscopy: prosedur medis yang dipakai untuk memeriksa sistem pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan, kerongkongan (esofagus), lambung, dan usus kecil bagian atas (duodenum). Prosedur ini melibatkan gastroskop, alat berbentung tabung lentur dengan kamera dan lampu di ujungnya, yang memungkinkan dokter mendapatkan visualisasi area terdampak untuk mengetahui indikasi kondisi yang dialami pasien.
  • Colonoscopy: prosedur medis yang dipakai untuk memeriksa bagian dalam usus besar, rektum, dan anus. Prosedur ini bertujuan untuk untuk mendeteksi lokasi kanker kolorektal dan menyelidiki gejala gastrointestinal, seperti sakit perut, kembung, sembelit, diare, atau masalah saluran pencernaan lainnya.
  • Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP): adalah prosedur medis yang secara khusus dipakai untuk mengidentifikasi penyumbatan pada saluran empedu. ERCP dilakukan dengan menggabungkan prosedur endoskopi dan fluoroskopi untuk mendeteksi berbagai kelainan atau yang mempengaruhi kesehatan pada saluran pencernaan.
  • Laparoscopic Colorectal Surgery: merupakan metode operasi lubang kunci yang terdiri dari sayatan berukuran kecil dan pipa berkamera yang dimasukkan ke dalam usus besar atau rektum serta kemudian melakukan operasi.
  • Transanal Endoscopic Resection (TER): adalah prosedur bedah minimal invasif yang dipakai untuk mengangkat tumor rektal jinak dan ganas tahap awal. Prosedur ini dilakukan melalui anus dengan memakai alat khusus tanpa memerlukan sayatan di perut.

Konsultasi dengan Dokter Gastroenterologi

Segeralah memeriksakan diri ke dokter gastroenterologi saat Anda mulai mengalami gejala sakit di bagian perut ataupun saluran pencernaan dan merasa terganggu olehnya. Pastikan untuk sebisa mungkin menceritakan semua tanda dan gejala yang Anda alami kepada dokter, membuat daftar obat-obatan yang sedang Anda konsumsi (jika ada), atau membawa hasil pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Kemungkinan, dokter gastroenterologi juga akan menanyakan tentang riwayat penyakit pencernaan dalam keluarga Anda. Dengan informasi yang lengkap, dokter akan lebih mudah mendiagnosis penyakit Anda dan memberikan pengobatan yang tepat.