Mengapa Saya Harus Memeriksakan Diri ke Dokter Spesialis Paru-Paru?

Mengapa Saya Harus Memeriksakan Diri ke Dokter Spesialis Paru-Paru
Dokter Spesialis Paru-Paru - Image by Freepik

KakaKiky - Dokter spesialis paru-paru (S.p) adalah seorang dokter yang memiliki kemampuan dalam mendiagnosis dan mengatasi berbagai penyakit paru-paru, saluran pernapasan, tenggorokan, trakea, saluran udara (seperti bronkus dan bronkiolus), serta alveolus.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Dalam dunia medis, profesi ini juga disebut sebagai pulmonolog. Istilah ini mungkin akan Anda dengar dari penyedia layanan kesehatan, rumah sakit, atau dokter umum yang sebelumnya menjadi pihak pertama dalam menangani masalah saluran pernapasan Anda. Dalam kasus yang menunjukkan gejala gangguan pernapasan, seperti batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak bernapas, kemungkinan besar Anda akan dirujuk untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis paru-paru.

Hal ini penting terutama ketika kondisi ini memerlukan penanganan jangka panjang. Lebih lanjut, Anda juga bisa mempelajari berbagai kondisi penyakit paru-paru, mengetahui paket pemeriksaan paru-paru, dan mengenal dokter spesialis paru-paru berkualitas di Singapura melalui situs icts.id.

Penyakit yang Ditangani Dokter Spesialis Paru-Paru

Dokter spesialis paru-paru (pulmonolog) terlatih untuk menangani berbagai kondisi terkait sistem pernapasan, terutama paru-paru, terutama yang disebabkan oleh peradangan, pertumbuhan jaringan berlebih, dan infeksi. Beberapa penyakit tersebut, di antaranya:

  • Asma: penyakit yang meradang dan mempersempit saluran udara dan membuat tubuh sulit bernapas.
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK): sekelompok penyakit paru-paru yang mencakup emfisema dan bronkitis kronis.
  • Cystic fibrosis (fibrosis kistik): penyakit yang disebabkan oleh perubahan gen sehingga membuat lendir menumpuk di paru-paru.
  • Emfisema: kondisi rusaknya kantung udara di paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, polusi udara, atau asap bahan kimia.
  • Penyakit paru-paru interstisial: kelompok penyakit paru-paru yang terjadi karena pertumbuhan atau penebalan jaringan parut atau cedar yang muncul pada paru-paru karena penyakit autoimun, paparan zat berbahaya, hingga efek samping konsumsi obat tertentu.
  • Obstructive sleep apnea (OSA): kondisi gangguan tidur yang menyebabkan jeda berulang dalam pernapasan saat tidur.
  • Hipertensi pulmonal: terjadinya kenaikan tekanan di dalam pembuluh arteri paru (pembuluh darah dari jantung yang menuju ke paru-paru) lebih dari 25/10 mmHg.
  • Tuberkulosis (TBC), infeksi bakteri pada paru-paru.
  • Bronkiektasis: kerusakan dan pelebaran secara tidak normal pada bronkus dan saluran pernapasan yang menyebabkan penumpukan lendir di dalam paru-paru.
  • Bronkitis: peradangan pada saluran pernapasan, disertai batuk dan lendir berlebih dan bisa menyebabkan infeksi.
  • Pneumonia: infeksi yang membuat kantung udara (alveoli) di paru-paru meradang sehingga menimbulkan penumpukkan nanah di dalamnya.

Sebagian dari penyakit-penyakit tersebut kemungkinan membutuhkan rencana pengobatan jangka panjang, atau bahkan seumur hidup. Dalam penyusunan rencana pengobatannya, dokter spesialis paru-paru mungkin juga akan bekerja sama dengan dokter spesialis lainnya untuk menangani kondisi penyakit yang Anda alami.

Tahapan Menjadi Dokter Spesialis Paru-Paru

Tahapan Menjadi Dokter Spesialis Paru-Paru
Menjadi dokter spesialis paru-paru - Image by Freepik

Untuk menjadi seorang dokter spesialis paru-paru, seorang dokter perlu menjalani pelatihan yang intens dan harus terlebih dahulu mendapatkan gelar sarjana di sekolah kedokteran. Biasanya, diperlukan waktu sekitar empat tahun untuk menyelesaikan masa studi dan mendapatkan gelar tersebut. Seorang pulmonolog akan menerima gelarnya setelah menyelesaikan masa residensi penyakit dalam atau residensi ilmu penyakit paru atau pulmonolog. Selama masa residensi, dokter akan ditempa untuk menguasai beberapa ilmu penyakit dalam, yang tak jarang juga mencakup perawatan kritis dan pengobatan gangguan tidur. Di bawah bimbingan dokter spesialis senior, dokter residensi akan berpindah-pindah rumah sakit guna membiasakan diri menangani berbagai masalah pasien.

Setelah itu, mereka harus mengikuti dan lulus ujian khusus atau spesialisasi untuk dapat menerima pasien sebagai dokter spesialis paru-paru bersertifikat. Dalam tugasnya, spesialisasi ini mengharuskan dokter untuk mengetahui semua tentang penyakit ini, perangkat yang digunakan untuk merawat penyakit, membuat perkiraan prognosis penyakit (pandangan), dan bahkan masalah pengambilan keputusan terkait kematian.

Kapan Perlu Memeriksakan Paru-Paru ke Dokter Spesialis?

Jika Anda mengalami gejala penyakit paru-paru yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum, Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis paru-paru. Jika Anda sudah didiagnosis mengalami masalah terkait pernapasan, Anda juga perlu melakukan kontrol secara rutin untuk penanganan penyakit yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang mungkin memerlukan perhatian khusus:

  • Batuk yang tidak kunjung sembuh (batuk kronis).
  • Sesak napas (dispnea).
  • Rasa nyeri atau sesak dada.
  • Mengi (suara napas yang berbunyi seperti siulan).
  • Gejala sleep apnea, seperti kelelahan ekstrim atau mendengkur secara keras.
  • Kepala pening.

Pemeriksaan Penyakit Paru-Paru oleh Dokter Spesialis

Pemeriksaan Penyakit Paru-Paru oleh Dokter Spesialis
Dr. Aneez - Ahli Bedah Kardiotoraks Singapura

Di Singapura, dokter spesialis kanker paru-paru biasanya akan melibatkan pemeriksaan dengan CT scan dosis rendah pada toraks dan menguji fungsi paru-paru secara komprehensif. Di bawah ini merupakan beberapa proses pemeriksaan paru-paru secara lebih lengkap, yang meliputi:

  • Tes Pencitraan: rontgen dada, CT scan, MRI, dan PET CT scan.
  • Diagnosis Lendir: melakukan tes pada lendir yang keluar karena batuk berdahak dengan menggunakan mikroskop.
  • Biopsi: mengambil sampel jaringan di dalam paru-paru menggunakan pipa berkamera yang dipasang di saluran pernapasan dan dimasukkan ke dalam tenggorokan menuju ke paru-paru untuk memeriksa area kerusakan. Sampel jaringan yang diambil kemudian diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
  • Mediastinoskopi: proses pengambilan sampel jaringan dari kelenjar limfa melalui sayatan di pangkal leher dan diikuti dengan penggunaan instrumen bedah untuk mengambil jaringan.
  • Biopsi Jarum: dokter memakai tes pencitraan medis, seperti rontgen, untuk membantu mengarahkan jarum ke area paru-paru yang dituju untuk pengambilan sampel.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan membuat perencanaan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika diperlukan, dokter juga mengambil tindakan medis yang diperlukan untuk mengobati penyakit paru-paru yang Anda alami, di antaranya:

  • Operasi: dalam proses operasi, dokter akan berupaya mengangkat sel kanker dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya. Beberapa prosedur operasi yang mungkin dilakukan, di antaranya ada reseksi iris (mengangkat sebagian kecil jaringan paru-paru), reseksi segmental (mengangkat bagian paru-paru yang lebih besar dari reseksi iris, tetapi tidak melibatkan seluruh lobus), lobektomi (mengangkat seluruh lobus dari salah satu sisi paru-paru), dan pneumonektomi (mengangkat satu bagian paru-paru secara keseluruhan).
  • Radioterapi: jenis terapi, yang disebut juga dengan terapi radiasi, ini menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif atau dibangkitkan oleh Linear Accelerator.
  • Kemoterapi: pengobatan yang menggunakan obat-obatan medis khusus yang dikonsumsi oleh pasien dalam jangka waktu tertentu.
  • Perawatan Paliatif: bidang khusus dalam ilmu kedokteran yang bertujuan untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien selama proses pengobatan dengan cara menangani rasa sakit yang disebabkan oleh tanda-tanda dan gejala penyakit.

Kesimpulan

Jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis paru jika Anda terbukti menderita penyakit paru-paru atau saluran pernapasan yang memerlukan penanganan medis jangka panjang. Semakin cepat penyakit paru-paru yang Anda derita terdeteksi oleh dokter, semakin tinggi pula peluang untuk penyakit tersebut bisa ditangani. Selain pemeriksaan dan pengobatan, Anda juga perlu berkomitmen menjalani masa perawatan dan menghadiri jadwal konsultasi yang sudah disepakati bersama dengan dokter.