Asam Lambung Bisa Menyebabkan Kanker?

Apakah Asam Lambung Bisa Menyebabkan Kanker
Pict from Freepik - KamranAydinov

KakaKiky - Diketahui bahwa asam lambung kronis adalah salah satu risiko yang dapat menyebabkan munculnya kanker esofagus. Penyakit asam lambung kronis, atau disebut juga dengan GERD (gastroesophageal reflux disease), adalah kondisi ketika cairan asam lambung naik dari lambung menuju kerongkongan atau esofagus. Cairan asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat mengakibatkan rasa nyeri di dada, sensasi terbakar di kerongkongan, dan rasa pahit di mulut.

{getToc} $title={Daftar Isi}

Lebih jauh, sebenarnya seberapa besar kaitan antara asam lambung kronis dan kanker esofagus? Dan, apa saja langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang dapat diambil untuk menangani kondisi ini? Kita akan sama-sama membahasnya di artikel kali ini.

Hubungan Asam Lambung dengan Kanker Esofagus

Sebelum lebih lanjut, kita juga perlu memahami fungsi dan struktur kerongkongan. Kerongkongan adalah tabung otot berukuran 23–25 cm yang memanjang dan berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung. Dalam strukturnya, kerongkongan memiliki dua katup dari otot berbentuk menyerupai cincin (sfingter esofagus) yang bisa membuka dan menutup.

Kedua katup tersebut disebut upper esophageal sphincter/sfingter esofagus atas (UES) dan lower esophageal sphincter/sfingter esofagus bawah (LES). Sfingter esofagus atas bertugas mencegah makanan masuk ke tenggorokan atau trakea (saluran pernapasan), sedangkan sfingter esofagus bawah bertugas untuk mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.

Dalam kasus penderita GERD, sfingter esofagus bawah akan terganggu dan melemah, sehingga tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, cairan asam lambung dapat dengan mudah naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan kerusakan pada lapisan esofagus. Kondisi ini disebut dengan Barrett's esophagus.

Penderita Barrett's esophagus jangka panjang akan mengalami proses metaplasia intestinal, yaitu kondisi ketika cairan asam lambung mengiritasi lapisan dalam esofagus secara terus-menerus sehingga dapat menyebabkan perubahan sel-sel yang berpotensi berkembang menjadi sel pra-kanker atau kanker.

Sebagai catatan, meskipun tidak semua penderita GERD dapat memicu pertumbuhan sel kanker di dalam esofagus, penderita GERD tetap lebih berisiko terkena kanker esofagus, terlebih jika dibarengi dengan komplikasi Barrett’s esophagus.

Jenis Kanker Esofagus

Macam Jenis Kanker Esofagus
Jenis Kanker Esofagus

Secara umum, kanker esofagus dikenal memiliki dua jenis kanker utama, yaitu adenokarsinoma (adenocarcinoma) dan karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma). Keduanya tumbuh dengan cara yang unik dan pendekatan penanganannya pun berbeda, tergantung kondisi individu dan jenis kanker yang diderita.

1. Adenokarsinoma

Ini adalah jenis kanker esofagus paling ganas dan mematikan yang berasal dari sel-sel epitel yang melapisi organ-organ dalam tubuh. Penyakit adenokarsinoma juga bisa tumbuh di berbagai macam organ tubuh, terutama organ yang memiliki kelenjar di dalamnya, seperti payudara, paru-paru, esofagus, kolon, pankreas, dan prostat. Penyakit ini lebih sering menyerang pria paruh baya, penderita obesitas, dan penderita GERD.

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Jenis kanker esofagus paling berbahaya nomor dua ini berasal dari sel skuamosa (sel tipis dan datar yang menjadi pelapis permukaan dalam dari esofagus) di lapisan mukosa. Karsinoma sel skuamosa akan muncul ketika sel skuamosa tumbuh secara tidak terkendali sehingga memicu tumbuhnya sel kanker. Penyakit ini sering dikaitkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol.

3. Karsinoma Sel Kecil

Selain kedua jenis tersebut, ada satu jenis lagi yang tergolong cukup jarang terjadi, yaitu karsinoma sel kecil (small cell carcinoma). Sel kanker ini tumbuh di sel neuroendokrin, sejenis sel yang melepaskan hormon ke dalam aliran darah sebagai respons terhadap sinyal dari saraf.

Gejala dan Diagnosis Kanker Esofagus

Gejala kanker esofagus bisa berbeda-beda pada setiap individu. Namun, secara umum, penderita kanker esofagus akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  1. Rasa sakit atau nyeri di tenggorokan atau punggung, di belakang tulang dada, atau di antara tulang belikat.
  2. Muntah atau batuk berdarah.
  3. Maag.
  4. Suara serak atau batuk kronis.
  5. Penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, dokter akan melakukan serangkaian tes pemeriksaan, yang meliputi barium swallow, esofagoskopi, biopsi, ultrasonografi endoskopik (EUS), CT scan, dll.. 

Pilihan Pengobatan untuk Kanker Esofagus

Pilihan Pengobatan untuk Kanker Esofagus
Penanganan Kanker Esofagus

Di Singapura, dokter spesialis bedah toraks memiliki beberapa pilihan prosedur untuk mengobati kanker esofagus yang dialami oleh pasien. Beberapa pilihan prosedur, meliputi:

1. Operasi Esofagektomi

Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sebagian kecil atau sebagian besar esofagus beserta jaringan di sekitarnya yang diketahui terjangkit sel kanker. Dokter juga akan akan menata ulang posisi lambung agar lebih ke atas ke arah dada atau memakai sebagian kecil dari usus kecil untuk mempertahankan fungsi esofagus. Dokter juga kemungkinan akan mengambil sampel nodul limfa untuk memeriksa apakah terdapat kanker limfa yang tumbuh di dalamnya.

Di Singapura, metode yang dianjurkan adalah esofagektomi robotik. Dengan metode ini, pasien hanya perlu mendapatkan 3-4 sayatan kecil di perut serta 3-4 sayatan kecil di dada, yang memungkinkan proses pemulihan yang lebih cepat.

2. Radioterapi

Menggunakan sinar-X dan proton untuk menghasilkan energi kuat yang diarahkan secara presisi ke sel kanker untuk kemudian memusnahkannya. Terapi ini dapat digunakan sebelum operasi jika sel kanker belum menyebar ke seluruh tubuh (metastasis). Radioterapi juga dipakai untuk mengurangi rasa sakit bagi pasien dengan sel kanker yang sudah terlanjur menyebar ke seluruh tubuh.

3. Kemoterapi

Metode gabungan dari obat minum dan suntik yang diberikan dalam jangka waktu yang lama (beberapa minggu atau bulan). Obat-obatan tersebut adalah jenis obat keras yang digunakan untuk membunuh sel kanker dan bisa juga dipakai sebelum prosedur operasi dilakukan untuk memperkecil ukuran sel kanker. Metode ini juga bisa dipakai bagi mereka yang tidak bisa menjalani operasi bedah. Terakhir, cara ini dipakai untuk mengurangi nyeri bagi pasien dengan kanker yang sudah menyebar ke seluruh tubuh.

4. Diseksi Submukosa Endoskopi (ESD) atau Reseksi Mukosa Endoskopi (EMR)

Dipakai untuk mengobati sel tumor kecil yang belum menyebar ke seluruh tubuh dengan teknik endoskopi tanpa harus mengambil esofagus pasien. Dalam beberapa kasus, saat sel tumor sudah cukup besar sehingga menyumbat esofagus, terapi laser endoskopi dipakai untuk melubangi penyumbatan guna mempermudah proses menelan.

5. Terapi Fotodinamik (PDT)

Penggunaan obat yang diaktifkan dengan cahaya non-thermal untuk meringankan gejala kanker esofagus. Obat yang diminum akan diserap oleh sel kanker sehingga akan menghancurkan sel kanker saat obatnya aktif.

Kesimpulan

Meskipun hubungan antara asam lambung kronis dengan kanker esofagus telah lama dikenal, masih banyak yang perlu dipelajari tentang mekanisme penanganannya dan faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya perubahan sel sehat menjadi sel kanker. Namun, dengan diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat, risiko terjadinya kanker esofagus pada penderita GERD dapat diminimalisir secara signifikan. Penting bagi individu yang mengalami gejala GERD untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan rencana pengobatan yang sesuai.