Jenis Investasi Dan Risiko: Deposito, Obligasi, Saham, Reksadana, Dan Crypto
KakaKiky - Investasi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Dalam melakukan investasi, terdapat berbagai macam jenis investasi yang dapat dipilih, masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami jenis investasi yang tersedia dan risikonya sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang macam jenis investasi dan risikonya.
5 Macam Jenis Investasi Dan Risikonya
Sebelum memilih suatu instrumen atau produk investasi, ada baiknya kamu mengenal lebih jauh tentang investasi tersebut.
Mulai dari pengertian investasi, tata cara berinvestasi, hingga risiko yang
terdapat di dalam jenis investasi tersebut. Berikut pembahasan selengkapnya:
1. Jenis Investasi Deposito
Apa itu deposito? Deposito adalah produk
bank yang memungkinkan kamu menyetorkan sejumlah uang dalam jangka waktu
tertentu dan pada akhir periode tersebut, kamu akan menerima bunga dari bank
sebagai imbal hasil atas dana yang disimpan.
Risiko Investasi Deposito
Risiko pada deposito sangatlah rendah
karena deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga maksimal
Rp2 miliar. Artinya, apabila bank tempat kamu menanamkan deposito mengalami
kebangkrutan, kamu masih akan menerima kembali dana hingga Rp2 miliar.
Namun, risiko lain yang perlu
diperhatikan adalah risiko inflasi dan risiko likuiditas. Inflasi adalah
meningkatnya harga-harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Ketika inflasi
meningkat, maka daya beli uang akan menurun dan bunga yang diterima dari
deposito mungkin tidak akan cukup untuk mengimbangi inflasi tersebut. Risiko
likuiditas terjadi ketika kamu memerlukan uang dengan cepat, tetapi dana masih
terjebak dalam deposito yang belum jatuh tempo. Kamu mungkin harus membayar
biaya penalti atau mengalami kerugian jika harus mencairkan deposito sebelum
jatuh tempo.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan
untuk menanamkan uang dalam deposito, sebaiknya pertimbangkan baik-baik tujuan
investasi yang kamu buat, apakah untuk jangka pendek atau jangka panjang, dan
pastikan memilih bank yang terpercaya dan memiliki suku bunga yang kompetitif.
2. Jenis Investasi Obligasi
Apa itu obligasi? Obligasi adalah surat
utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dalam
investasi obligasi, investor membeli obligasi dengan harapan untuk memperoleh
pengembalian berupa bunga dan pembayaran pokok yang dijamin oleh penerbit obligasi
pada waktu jatuh tempo.
Risiko Investasi Obligasi
Berikut ini adalah beberapa risiko yang
perlu diperhatikan dalam investasi obligasi:
- Risiko Kredit: Risiko kredit terjadi jika penerbit obligasi gagal membayar kembali utangnya pada saat jatuh tempo. Ini bisa terjadi jika penerbit mengalami kesulitan keuangan atau bangkrut. Oleh karena itu, sebelum membeli obligasi, penting untuk mengevaluasi kredit rating penerbit dan mengikuti perkembangan kinerja keuangan mereka.
- Risiko Tingkat Bunga: Risiko tingkat bunga terjadi karena obligasi memiliki nilai pasar yang berfluktuasi seiring perubahan suku bunga. Jika suku bunga naik, nilai pasar obligasi turun dan sebaliknya. Jika investor menjual obligasi sebelum jatuh tempo, mereka bisa mengalami kerugian jika harga obligasi lebih rendah dari harga pembelian awalnya.
- Risiko Likuiditas: Obligasi mungkin tidak selalu mudah dijual kembali atau diperdagangkan di pasar. Ini bisa terjadi jika ada sedikit minat dari investor atau jika penerbit mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, investasi obligasi mungkin kurang likuid dibandingkan dengan saham atau deposito.
- Risiko Inflasi: Risiko inflasi terjadi ketika inflasi menyebabkan daya beli uang menurun, sehingga bunga yang diterima dari obligasi tidak sebanding dengan inflasi yang terjadi. Ini berarti investor bisa kehilangan nilai riil dari investasinya.
- Risiko Default: Risiko default adalah risiko yang timbul jika penerbit gagal membayar bunga atau pokok obligasinya pada waktu yang ditetapkan. Risiko ini lebih tinggi pada obligasi dengan kredit rating rendah dan dapat dihindari dengan melakukan riset yang cermat sebelum melakukan investasi.
Dalam investasi obligasi, penting untuk
memahami risiko yang terkait dan melakukan riset yang cermat sebelum membeli
obligasi. Meskipun obligasi mungkin kurang likuid dibandingkan dengan jenis
investasi lainnya, obligasi tetap menjadi pilihan investasi yang populer karena
memberikan pengembalian yang stabil dan jangka panjang.
3. Jenis Investasi Saham
Saham adalah surat berharga yang
memberikan kepemilikan pada perusahaan yang menerbitkannya. Sebagai pemilik
saham, seseorang memiliki hak atas bagian dari laba perusahaan serta hak suara
dalam rapat pemegang saham.
Keuntungan dari investasi saham dapat
berasal dari dua sumber yaitu kenaikan harga saham dan pembayaran dividen.
Kenaikan harga saham tergantung pada kinerja perusahaan dan kondisi pasar
saham, sedangkan pembayaran dividen tergantung pada kebijakan perusahaan.
Risiko Investasi Saham
Namun, seperti investasi lainnya, saham
juga memiliki risiko. Beberapa risiko yang terkait dengan investasi saham
antara lain:
- Risiko pasar: Harga saham dapat naik dan turun tergantung pada kondisi pasar saham. Fluktuasi pasar saham dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, politik, dan perubahan kebijakan moneter.
- Risiko likuiditas: Saham mungkin tidak selalu mudah dijual pada harga yang diinginkan, terutama jika pasar sedang lesu atau kondisi perusahaan yang menerbitkan saham sedang buruk.
- Risiko perusahaan: Kondisi perusahaan yang menerbitkan saham dapat mempengaruhi harga saham. Jika perusahaan mengalami kerugian atau masalah lainnya, harga saham bisa turun drastis.
- Risiko mata uang: Jika seseorang berinvestasi di saham perusahaan yang berbasis di negara lain, risiko perubahan nilai tukar mata uang bisa mempengaruhi nilai investasi.
- Risiko kebijakan: Kebijakan perusahaan seperti pembagian dividen, rencana ekspansi, dan perubahan manajemen bisa mempengaruhi harga saham.
Penting bagi investor untuk
mempertimbangkan risiko yang terkait dengan investasi saham sebelum melakukan
investasi. Sebagai investasi jangka panjang, saham umumnya cocok untuk investor
yang memiliki toleransi risiko yang tinggi dan mampu menanggung fluktuasi harga
yang tinggi di pasar saham.
4. Jenis Investasi Reksadana
Reksadana merupakan instrumen investasi
yang dikelola oleh manajer investasi yang menghimpun dana dari masyarakat untuk
diinvestasikan pada berbagai jenis instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
pasar uang, dan lain-lain.
Risiko Investasi Reksadana
Adapun risiko yang terkait dengan
investasi reksadana adalah sebagai berikut:
- Risiko pasar: Reksadana memiliki risiko yang berkaitan dengan perubahan harga pasar, dimana naik turunnya harga instrumen keuangan yang dipegang akan berdampak pada nilai investasi reksadana.
- Risiko likuiditas: Reksadana juga memiliki risiko likuiditas, yaitu risiko ketidakmampuan manajer investasi untuk menjual instrumen keuangan yang dipegang dengan harga yang diharapkan, sehingga investor sulit untuk mencairkan investasinya.
- Risiko kredit: Reksadana yang berinvestasi pada obligasi atau surat utang memiliki risiko kredit, yaitu risiko gagal bayar atau kebangkrutan dari pihak yang menerbitkan obligasi tersebut.
- Risiko manajemen: Reksadana juga memiliki risiko yang berkaitan dengan kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana investor, seperti pengambilan keputusan investasi yang tidak tepat atau kecurangan dari pihak manajemen.
- Risiko inflasi: Investasi reksadana juga memiliki risiko inflasi, dimana naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada menurunnya nilai riil dari investasi reksadana.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun investasi reksadana memiliki risiko, namun risiko ini bisa dikelola dengan memilih jenis reksadana yang tepat dan melakukan diversifikasi investasi. Sebagai investor, kamu juga harus memiliki pemahaman yang cukup tentang investasi reksadana dan melakukan riset sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen ini.
5. Jenis Investasi Cryptocurrency
Cryptocurrency adalah aset digital yang
menggunakan teknologi enkripsi untuk mengamankan transaksi dan mengontrol penciptaan
unit baru. Investasi dalam cryptocurrency dapat memberikan potensi keuntungan
yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang besar.
Risiko Investasi Crypto
Berikut adalah beberapa risiko investasi
dalam cryptocurrency:
- Volatilitas harga: Harga cryptocurrency sangat fluktuatif dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu singkat. Investor harus siap menghadapi pergerakan harga yang sangat tidak stabil.
- Regulasi yang belum jelas: Beberapa negara masih belum memiliki regulasi yang jelas terkait cryptocurrency. Hal ini dapat membuat investor kesulitan dalam mengetahui risiko dan keamanan investasi.
- Keamanan: Meskipun transaksi cryptocurrency sangat aman karena menggunakan teknologi enkripsi yang kuat, risiko keamanan tetap ada. Penipuan, hacking, dan serangan siber dapat terjadi dan merugikan investor. Investor sebaiknya hanya menggunakan bursa mata uang kripto yang tepercaya, seperti Coinbase atau Binance. Selalu lakukan riset sendiri tentang platform tempat Anda menaruh uang. Misalnya, Anda dapat membaca review Coinbase ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang platform mata uang kripto teratas di dunia..
- Ketergantungan pada teknologi: Investasi cryptocurrency sangat bergantung pada teknologi dan infrastruktur yang mendukungnya. Jika terjadi masalah teknis atau infrastruktur, maka investasi dapat terancam.
- Liquidity yang rendah: Pasar cryptocurrency masih tergolong baru dan likuiditasnya masih rendah jika dibandingkan dengan pasar keuangan lainnya. Investor mungkin kesulitan dalam menjual kembali investasi mereka dengan harga yang diinginkan.
Oleh karena itu, investor harus memahami
risiko investasi dalam cryptocurrency dengan baik sebelum memutuskan untuk
berinvestasi di dalamnya. Dianjurkan untuk melakukan riset yang menyeluruh dan
berkonsultasi dengan ahli keuangan sebelum membuat keputusan investasi.
Kesimpulan
Berinvestasi adalah langkah penting
dalam mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih baik. Namun, sebelum
berinvestasi, penting untuk memahami jenis investasi yang tersedia dan
risikonya agar dapat memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko dan
tujuan keuangan. Dalam melakukan investasi, pastikan untuk melakukan riset
terlebih dahulu sebelum mulai memilih jenis investasi.