Mengapa Awal Puasa Ramadhan NU Dan Muhammadiyah Sering Berbeda?
KakaKiky - Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, terdapat dua organisasi besar yang memiliki pengaruh kuat dalam menentukan jadwal puasa Ramadhan, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Meskipun keduanya memiliki landasan
ajaran Islam yang sama, seringkali terjadi perbedaan jadwal puasa antara kedua
organisasi tersebut. Hal ini seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan umat
Islam tentang kapan sebenarnya puasa Ramadhan dimulai dan berakhir. Oleh
karena itu, pada artikel ini kita akan membahas tentang perbedaan tersebut.
Mengapa Jadwal Puasa NU Dan Muhammadiyah Sering Berbeda?
Perbedaan jadwal puasa antara NU dan
Muhammadiyah sering terjadi karena keduanya menggunakan metode perhitungan yang
berbeda untuk menentukan awal Ramadan.
Metode perhitungan awal Ramadhan NU (Nahdlatul Ulama)
Metode penentuan awal puasa oleh NU
menggunakan rukyatul hilal atau pengamatan langsung bulan sabit di langit
menjelang malam tanggal 29 pada bulan Sya'ban. Jika bulan sabit terlihat, maka
esok hari adalah awal bulan Ramadhan. Namun jika bulan sabit tidak terlihat,
maka bulan Sya'ban dianggap memiliki 30 hari dan awal bulan Ramadhan ditetapkan
pada tanggal 1.
Metode ini mengedepankan pengamatan langsung
alam dan dianggap lebih akurat dan sahih dalam menentukan awal bulan Ramadhan.
Metode penentuan awal Ramadhan Muhammadiyah
Muhammadiyah menggunakan metode hisab
atau perhitungan matematis untuk menentukan awal puasa Ramadan. Muhammadiyah
menghitung awal Ramadan dengan memperhitungkan posisi matahari dan bulan serta
beberapa faktor lain seperti usia bulan dan waktu terbit hilal.
Perhitungan hisab ini dilakukan oleh
para ahli hisab dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan hasilnya diumumkan untuk
menentukan awal Ramadan bagi seluruh jemaah Muhammadiyah di Indonesia. Meskipun
begitu, Muhammadiyah tetap melakukan rukyatul hilal atau melihat langsung hilal
pada petang hari tanggal 29 Sya'ban sebagai tambahan verifikasi dalam
menentukan awal Ramadan.
Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Sebagai salah satu persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, kamu dapat mempelajari kumpulan do'a harian puasa Ramadhan yang lengkap sebanyak 30 hari. Kamu bisa mengamalkan do'a-do'a ini setiap harinya di bulan suci Ramadhan.
Kesimpulan
Perbedaan penentuan awal puasa Ramadhan
antara NU dan Muhammadiyah terletak pada metode yang digunakan. NU lebih
cenderung memakai metode rukyatul hilal, yaitu melihat langsung hilal dengan
mata telanjang dan teleskop, sedangkan Muhammadiyah lebih memilih metode hisab,
yaitu menghitung secara matematis. Karena perbedaan metode ini, seringkali
terjadi perbedaan awal puasa Ramadhan antara kedua organisasi ini.
Meskipun terdapat perbedaan pandangan,
baik NU maupun Muhammadiyah memiliki dasar argumentasi yang kuat untuk
menentukan awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Oleh karena itu, sebagai umat
Islam yang satu, perbedaan pandangan ini seharusnya tidak menjadi pemecah belah
atau menjadi alasan untuk berselisih. Yang terpenting, adalah memahami
perbedaan tersebut dan tetap menjaga persatuan dan kebersamaan di antara sesama
umat Islam.
Sebab, puasa Ramadan sendiri merupakan ibadah yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan, serta menjadi momen untuk memperkuat ikatan keimanan dan kebersamaan antara sesama umat Muslim.
Nah sobat, itulah pembahasan tentang
mengapa kerap terjadi perbedaan penentuan awal puasa ramadhan antara NU dan
Muhammadyah. Semoga postingan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi kamu yang membaca. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak berupa komentar di
bawah ya! Cukup sekian, wassalamu’alaikum and be Prepared! Selamat menjalankan
ibadah puasa.