Analisa Perbandingan Indikasi Kadar Kelembaban Air Menggunakan NDWI Pada Wilayah Bener Meriah
Sistem Informasi Geografis Lanjut |
KakaKiky - Pada postingan ini Kiky akan membahas laporan Sistem Informasi Geografis Lanjut tentang penggunaan NDWI (Normalized difference water index) untuk melihat tingkat kelembaban air. Berikut pembahasan selengkapnya.
ANALISA
PERBANDINGAN INDIKASI KADAR KELEMBABAN AIR MENGGUNAKAN NDWI PADA WILAYAH BENER
MERIAH
A. Lokasi
Lokasi yang dipilih dalam menyelesaikan
tugas ini adalah wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Indonesia. Kabupaten
Bener Meriah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah. Wilayah
Kabupaten Bener Meriah merupakan kawasan hijau yang terletak di dataran tinggi.
Daerah ini juga terkenal sebagai penghasil Kopi Arabika terbaik dan unggulan di
Indonesia. Komoditas perkebunan menjadi salah satu penopang utama perekonomian
di daerah dengan topografi pegunungan berhawa sejuk ini. Produk kopi arabika
menjadi produk domestik regional brutto (PDRB) terbesar di kabupaten Bener
Meriah. Untuk menjaga kualitas kopi, diperlukan suhu yang rendah dan stabil.
Kopi yang tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi dan dinaungi pohon-pohon
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kopi yang tidak tumbuh di daerah
tersebut. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini akan dilakukan perbandingan
kelembaban Kabupaten Bener Meriah di bulan Juni 2020 dan September 2021,
sehingga bisa diketahui kualitas kopi dikedua waktu tersebut.
Bener Meriah Penghasil Kopi Gayo Nikmat |
B. Metode
Perubahan kadar kelembaban air dapat
dilihat dan dianalisa menggunakan metode NDWI (Normalize Difference Water
Index). Metode ini digunakan untuk membandingkan tingkat kebasahan suatu
wilayah pada citra satelit. Ilmu tentang
nilai NDWI ini dapat membantu dalam pembangunan pertanian, perkebunan,
identifikasi kekeringan , kebakaran lahan dan juga banjir. NDWI merupakan
fungsi dari kanal near infrared (NIR) dan short wavelength infrared (SWIR). NIR
digunakan dalam identifikasi vegetasi dan juga kandungan biomassa, sedangkan
SWIR mengidentifikasi kelembaban vegetasi dan kelembaban tanah.
Rumus NDWI |
C. Tahapan/Proses
1. Unduh Citra satelit 8 untuk kawasan
wilayah kabupaten Bener Meriah melalui link https://earthexplorer.usgs.gov/.
Pada tahap ini, kita dapat menentukan range waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan. Disini saya mengambil citra satelit pada rentang
waktu Juni 2020 hingga September 2021.
2. Pada opsi data sets, saya memilih
sumber citra dari Landsat 8 OLI/TIRS C2 L2
3. Pada opsi additional criteria, saya
menentukan jenis dataset dengan pengaruh awan rentang minimal 0% dan maksimal
nya adalah 50%. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan akurasi dan citra yang
lebih jelas.
4. Pada bagian results, akan tampak
dataset sesuai dengan kriteria yang dimasukkan sebelumnya, yaitu wilayah
Provinsi Aceh dengan kondisi awan 0-50% pada jangka waktu bulan Juni 2020
sampai dengan September 2021.
5. Karena pada kasus ini saya ingin
membandingkan kadar kelembaban air saat bulan Juni 2020 dan bulan September
2021, maka dataset yang saya download adalah citra dengan Band 5 dan Band 6 di
bulan Juni 2020 dan September 2021.
6. Masing-masing band 5 dan 6 dari kedua
citra dimasukkan ke dalam software ArcGis untuk dihitung NDWI nya. Band 5
sebagai NIR, dan band 6 sebagai SWIR.
7. Selanjutnya masing-masing citra pada
bulan Juni dan September dihitung nilai NDWI nya pada fitur raster calculator
sesuai dengan rumus NDWI = (Band 5-band 6) / (band 5+ band 6) untuk
menghasilkan output berupa data raster baru.
8. Proses raster calculator tersebut
menghasilkan data raster baru yang telah dikalkulasikan dari band 5 dan 6
masing-masing citra.
9. Kemudian data raster yang dihasilkan
masih memuat banyak kabupaten di Aceh. Dikarenakan kebutuhan hanya untuk
wilayah Bener Meriah saja, maka terlebih dahulu
dimasukkan batas kabupatennya.
10. Selanjutnya digunakan fitur clip
yang terdapat pada opsi data management untuk memotong wilayah kabupaten Aceh
Besar, hasilnya terlihat seperti gambar berikut.
11. Peta yang sudah dipotong
diklasifikasikan menjadi 3 kelas. Untuk mempermudah analisa dan perbandingan
kedua citra, di sini saya menggunakan warna kuning untuk Daerah Non Air, warna
hijau untuk daerah dengan kelembaban sedang dan warna biru untuk daerah dengan
kelembaban yang tinggi.
12. Peta hasil perhitungan NDWI untuk
bulan Juni 2020
13. Peta hasil perhitungan NDWI untuk
bulan September 2021
D. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan NDWI
(Normaize Difference Water Index) untuk wilayah Bener Meriah, citra satelit
yang memuat kadar kebasahan diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu Daerah Non
Air atau kelembaban sangat rendah ditandai dengan daerah yang berwarna kuning,
kelembaban sedang untuk daerah yang berwarna hijau, dan kelembaban tinggi untuk
daerah yang berwarna biru.
Jika dibandingkan citra satelit pada
bulan Juni 2020 dan September 2021, hasilnya akan tampak seperti gambar
berikut.
Pada bulan Juni 2020, terlihat bahwa
daerah yang berwarna kuning itu lebih banyak dibandingkan pada bulan September
2021. Hal ini menunjukkan bahwa di bulan Juni 2020 lebih banyak daerah non air
dengan tingkat kelembaban yang sangat rendah. Sedangkan di bulan September
2021, daerah berwarna kuning lebih sedikit dan lebih didominasi oleh daerah
berwarna biru dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
dapat kita tarik kesimpulan bahwa hasil panen kopi di bulan September 2021
lebih baik daripada bulan Juni 2020. Hal ini merujuk pada kualitas kopi yang
dipengaruhi oleh tingkat kelembaban, semakin tinggi dan stabil kelembabannya,
semakin bagus dan berkualitas kopi yang dihasilkan.
E. Referensi
- Chrisman Nataniel Tangibali. 2017. Analisis Karakteristik Spasial Kabupaten Sidenreng Rappang Berbasis Gis Dan Remote Sensing Menggunakan Citra Landsat 8.
- Landsat 8 (OLI/TIRS). https://landsat.usgs.gov. (diakses pada tanggal 5 Oktber 2021)
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bener_Meriah (diakses pada 7 oktober 2021)
- https://www.benermeriahkab.go.id/halaman/tentang-bener-meriah (diakses pada 7 oktober 2021)
- https://majalah.ottencoffee.co.id/kopi-yang-tumbuh-di-bawah-naungan-pohon-sebagus-apa/ (diakses pada 7 oktober 2021)