BAB Pembahasan Laporan Praktikum Kimia Tentang Reaksi-Reaksi Kimia
KakaKiky - Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Laporan Praktikum Kimia dengan judul Reaksi-Reaksi Kimia. Berikut ini adalah bagian pembahasan, data hasil pengamatan dan penutup yang disertai dengan kesimpulan dan saran mengenai laporan Reaksi-rekasi Kimia.
{getToc} $title={Daftar Isi}
BAB IV Data Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
4.1. Data Hasil Pengamatan Reaksi-Reaksi Kimia
Untuk tabel data hasil pengamatan laporan Materi dan Perubahannya dapat kamu download melalui link di bawah ini:
4.2. Pembahasan Reaksi-Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah proses dimana suatu
zat mengalami perubahan kimia untuk membentuk suatu zat yang sifatnya berbeda
(baru). Reaksi kimia juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan zat-zat
baru dari beberapa zat aslinya, melalui reaksi antara zat asli tersebut.
zat-zat baru yang dimaksud adalah suatu produk hasil dari reaksi. Sementara zat
asli adalah pereaksi yang digunakan untuk menghasilkan produk. Reaksi kimia
juga dapat digambarkan dengan notasi ringkas yang kita sebut sebagai persamaan
reaksi. Persamaan reakasi kimia tidak hanya digambarkan zat-zat yang bereaksi,
akan tetapi juga jumlah mol reaktif dari masing-masing reaktan dan produk.
Suatu perubahan kimia atau reaksi kimia
bisa diketahui melalui gejala-gejala yang menyertainya, dengan kata lain ada
beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa reaksi kimia itu terjadi diantaranya
adalah menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu, dan perubahan warna. Reaksi
kimia juga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu reaksi pembakaran,
reaksi penggabungan (sintesis), reaksi penguraian, reaksi penggantian, reaksi
metatesis, reaksi pengendapan, reaksi penetralan, dan reaksi redoks.
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi-reaksi kimia tersebut:
- Ukuran partikel reaktan, semakin kecil ukuran partikel reaktan maka akan semakin cepat reaktan bereaksi dan begitu pula sebaliknya.
- Suhu, jika suhu semakin tinggi maka larutan akan semakin mudah melarutkan zat yang ada dalam larutan tersebut.
- Pengadukan, reaksi kimia akan terjadi ketika partikel-partikelnya saling bertabrakan, oleh karena itu kecepatan pengadukan harus lebih cepat sehingga reaksi dapat berjalan dengan cepat pula.
- Kadar zat, kadar zat yang tinggi memiliki partikel zat terlarut yang banyak sehingga akan lebih mudah untuk partikel-partikelnya saling bertabrakan dan menghasilkan reaksi kimia dengan cepat.
Percobaan pertama dilakukan untuk
mengamati reaksi kimia yang menghasilkan endapan. Pada percobaan ini
direaksikan larutan K9CrO4 yang berwarna kuning dengan larutan Pb(NO3)2 yang
berwarna bening. Setelah dilakukan pencampuran dan kedua zat bereaksi maka
terbentuklah sebuah endapan berwarna kuning. Persamaan reaksinya adalah:
Pb(NO3)2 + K9CrO4 → PbCrO4 + 2KNO3
Direaksikan pula larutan Pb(NO3)2
dengan larutan NaOH dimana kedua larutan ini sama-sama memiliki warna bening.
Setelah direaksikan maka dihasilkanlah sebuah endapan yang berwarna putih
keruh. Persamaan dari reaksi ini adalah:
Pb(NO3)2 + 2NaOH → Pb(OH)2 + 2NaNO3
Pembentukan endapan terjadi karena harga
dari QSP (Zat terlarut) lebih besar daripada KSP (Zat Pelarut) dan harga KSP
lebih kecil dari hasil kali ion-ionnya yang dipangkatkan dengan koefisien
masing-masing, biasanya terjadi ketika suatu larutan telah lewat jenuh atau QSP
> KSP.
Percobaan Kedua dilakukan untuk
mengamati reaksi kimia yang dapat menghasilkan perubahan suhu. Pada percobaan
ini direaksikan H2SO4 dan NaOH, setelah dicampur dan diaduk ternyata terjadi
perubahan suhu menjadi hangat. Persamaan reaksinya adalah:
H2SO4 + NaOH → Na2SO4 + 2H2O
Direaksikan pula H2SO4 dengan HCL,
setelah dicampur dan diaduk ternyata juga mengalami perubahan suhu menjadi
sedikit lebih hangat. Persamaan reaksinya adalah:
H2SO4 + HCl → H2SO4 + HCl
Perubahan suhu yang terjadi dapat
disebabkan oleh adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan
pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan iaktan
diperlukan energi, reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas
disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan energi yang menyerap panas disebut
reaksi endotermis. Pada saat reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi
panas dari sistem ke lingkungan. Pada saat reaksi endotermis terjadi
perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.
Percobaan ketiga dilakukan untuk
mengamati reaksi kimia yang dapat menghasilkan warna. Pada percobaan ini
direaksikan K2CrO4 dengan HCl. Setelah dilakukan pencampuran maka dalam waktu
sekejap, warna larutan K2CrO4 yang mulanya berwarna kuning langsung berubah
menjadi Oranye. Persamaan reaksinya adalah:
K2CrO4 + HCl → 2KCl + H2CrO4
Direaksikan pula K2CrO7 dengan NaOH,
setelah dilakukan pencampuran perubahan warna juga langsung terjadi, K2CrO7
yang mulanya berwarna oranye langsung berubah menjadi warna kuning. Persamaan
reaksinya adalah:
K2CrO7 + NaOH → 2KOH + Na2CrO7
Perubahan warna tersebut terjadi karena
terdapat kekosongan elektron pada orbital d. perubahan warna juga dipengaruhi
oleh panjang gelombang, panjang gelombang warna yang bisa dilihat oleh mata
manusia yaitu mulai dari 400-700 nanometer.
Percobaan keempat dilakukan untuk
mengamati reaksi kimia yang dapat menghasilkan gas. Pembentukan gas terjadi
karena produk hasil reaksi tidak stabil hingga terurai menjadi gas dan zat
lainnya. Pada percobaan ini direaksikan Na dengan H2O. mula-mula larutan H2O
dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian sedikit logam Na dimasukkan ke dalam
H2O. beberapa saat kemudian logam Na mengeluarkan asap dan letupan-letupan
kecil. Hal ini terjadi karena kereaktifan yang tinggi sehingga mudah melepaskan
elektron dan berkaitan dengan udara sehingga meletup atau meledak, dan
terbentuk gelembung-gelembung pada larutan H2O tersebut. Persamaan reaksinya
adalah:
Na + H2O → 2NaOH + H2
Direaksikan pula Zn dengan HCl, setelah
dilakukan pemasukan Zn ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan HCl, langsung
terbentuk gelembung-gelembung gas yang kecil. Hal ini disebabkan oleh lepasnya
H2 dari reaksi tersebut. persamaan reaksinya adalah:
Zn + HCl → ZnCl + H2
Percobaan-percobaan yang sudah dilakukan
ternyata ada pula yang termasuk ke dalam reaksi sintesa. Reaksi sintesa adalah
jenis reaksi dimana beberapa reaktan bergabung membentuk satu produk. Reaksi
sintesa ini melepaskan energi dalam bentuk panas dan cahaya, sehingga reaksi
sintesa juga termasuk jenis reaksi eksotermis. Selain itu ada pula yang
merupakan reaksi reversibel dan irreversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi
yang berjalan dua arah dan membentuk kesetimbangan, sedangkan reaksi
irreversibel adalah reaksi yang berlangsung satu arah sehingga tidak membentuk
kesetimbangan.
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan Reaksi-Reaksi Kimia
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Reaksi kimia dapat dikatakan berlangsung apabila salah satu hal ini harus teramati yaitu reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu atau perubahan warna.
- Reaksi yang menghasilkan endapan terjadi karena QSP > KSP.
- Perubahan warna pada reaksi kimia terjadi karena adanya kekosongan elektron pada orbital d.
- Reaksi kimia dapat menghasilkan gas dikarenakan reaksi-reaksi tersebut akan melepaskan H2 yang ditandai oleh adanya gelembung-gelembung dan letupan-letupan kecil.
- Reaksi kimia ada yang dapat kembali bolak-balik (reversible) dan ada pula yang tidak dapat kembali lagi (irreversible).
5.2. Saran Reaksi-Reaksi Kimia
Laboratorium harus selalu dalam keadaan
bersih dan rapi agar para praktikan nyaman dalam melakukan praktikum, serta
alat dan bahan lab harus dalam keadaan lengkap sehingga tidak menyulitkan
praktikan.
Itulah Pembahasan laporan kimia tentang
reaksi-reaksi kimia, semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai contoh
bagi sobat semua yang sedang berjuang membuat laporan. Cukup sekian artikel
kali ini, wassalamu’alaikum and Be Prepared!
Pembahasannya lengkap banget kak ^_^ makasii (k)
BalasHapus