Laporan Praktikum Kimia Tentang Sistem Periodik Unsur
KakaKiky - Pada kesempatan kali ini, kakakiky akan membahas tentang Laporan Praktikum Kimia dengan judul Sistem Periodik Unsur. Yang akan dibahas diantaranya adalah Abstrak, pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan percobaan, manfaat percobaan, tinjauan kepustakaan, dan daftar pustaka tentang Stoikiometri Reaksi.
Download Metodologi Percobaan Sistem Periodik Unsur
{getToc} $title={Table of Contents}
Abstrak Sistem Periodik Unsur
Telah dilakukan percobaan yang berjudul
“Sistem Periodik Unsur” yang bertujuan untuk mengetahui kereaktifan unsur-unsur
golongan alkali dan alkali tanah, mempelajari reaksi unsur golongan alkali dan
alkali tanah dengan air, mempelajari reaksi unsur golongan alkali tanah dengan
oksigen, serta mempelajari reaksi senyawa logam alkali dan alkali tanah dengan
senyawa lainnya. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah prinsip
analisa kualitatif. Hasil dari percobaan ini adalah, dapat dilihat dari reaksi unsur
golongan alkali dan alkali tanah baik itu dengan air maupun oksigen yang
dimasukkan kedalam beberapa senyawa sehingga menghasilkan ada atau tidaknya
perubahan warna serta ada atau tidaknya endapan, misalnya seperti NaOH yang
direaksikan dengan CuSO4 yang menghasilkan perubahan warna menjadi biru muda
serta tidak terbentuknya endapan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah
unsur-unsur golongan alkali lebih reaktif daripada unsur-unsur golongan alkali
tanah.
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Sistem Periodik Unsur
Unsur adalah suatu zat murni yang tidak
dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan menggunakan reaksi
kimia biasa. Berdasarkan penemuan dari para ahli kimia, ada lebih dari 100
macam unsur yang ada di muka bumi. Berdasarkan sifatnya, unsur dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu unsur logam dan unsur non logam. Unsur logam adalah
unsur yang mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu berwujud padat, dapat
menghantarkan arus listrik, mempunyai titik didih/ leleh yang tinggi, dan dapat
ditempah. Unsur non logam adalah unsur memiliki ciri-ciri khusus, yaitu
berwujud padat/ cair/ gas, tidak dapat menghantarkan arus listrik, titik didih
dan lelehnya rendah, tidak dapat ditempah atau dibentuk.
Tahun 2017 sudah ada terdapat 118 unsur
yang telah teridentifikasi dengan 98 diantaranya terjadi secara alami di bumi.
20 elemen lainnya secara artifisial dibuat dalam reaktor nuklir atau eksperimen
akselerator partikel. Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan
berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari
tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur
bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi
satu alangkah sulitnya. Pengelompokan unsur pun mengalami perkembangan dari
pengelompokan unsur yang dilakukan oleh para ahli Arab dan Persia, Lavoisier,
Dalton, Dobereiner, Newlands,
Mendeleyev, Lothar Meyer, Moseley hingga sistem periodik modern yang kita pakai
hingga sekarang. Puncak dari usaha tersebut adalah terciptanya suatu tabel
unsur yang disebut sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur sendiri
berfungsi untuk memudahkan kita dalam mengenali berbagai macam unsur-unsur.
Semua logam alkali tanah merupakan logam
yang tergolong reaktif meskipun tidak sereaktif dibandingkan unsur alkali,
mempunyai kilap logam, relatif lunak dan dapat menghantar panas dan listrik
dengan baik, kecuali berilium. Logam alkali tanah memberikan warna yang khas.
Pada pembakaran senyawa logam alkali akan memberikan warna yang khas yang dapat
digunakan sebagai identifikasi awal adanya logam alkali dalam suatu bahan. Be
dan Mg memberikan warna spektrun pada daerah gelombang elektromagnet, sehingga
pada pembakaran magnesium hanya akan menimbulkan warna nyala yang sangat
terang. Ca memberikan warna merah jingga, Sr merah ungu dan Ba kuning
kehijauan. Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi logam alkali dan alkali
tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali dapat
digunakan untuk membedakan ion-ion logam alkali tanah.
1.2. Tujuan Percobaan Sistem Periodik Unsur
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
melihat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah, mempelajari sifat-sifat
logam alkali dan alkali tanah, serta melihat reaksi logam alkali dan alkali
tanah dengan senyawa lain.
1.3. Manfaat Percobaan Sistem Periodik Unsur
Manfaat dari percobaan ini adalah
praktikan dapat mengetahui sifat-sifat logam alkali dan alkali tanah serta
dapat membandingkan mana yang lebih reaktif diantara keduanya. Melalui
percobaan ini praktikan dapat melihat dan mengamati bagaimana reaksi unsur-unsur
golongan alkali dan alkali tanah serta reaksi senyawa logam alkali tanah dengan
senyawa lainnya.
BAB II Tinjauan Kepustakaan Sistem Periodik Unsur
Tabel periodik adalah tabel data unsur
yang sangat berguna. Tabel ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap kolom
vertikal mengandung unsur yang serupa secara kimia. Unsur-unsur dalam kolom
disebut golongan atau famili. Unsur dalam beberapa golongan dapat mirip satu
sama lain. Unsur dalam golongan lain kurang serupa. Misalnya unsur-unsur dari
golongan pertama mirip dengan satu sama lain melebihi unsur-unsur dari golongan
empat dari ujung, diawali oleh N. Setiap baris pada tabel disebut periode.
Terdapat tiga bagian berbeda pada tabel periodik yaitu unsur golongan utama,
unsur golongan transisi, dan unsur golongan transisi dalam. Periode dan
golongan diidentifikasi secara berbeda. Periode diberi label dari 1 sampai 7.
Beberapa acuan menggunakan nomor periode. Golongan umumnya diacu berdasarkan
nomornya. Golongan dapat diberi label dengan tiga cara berbeda:
- Klasik: golongan utama diberi label IA sampai VIIIA plus 0. Golongan transisi diberi label IB sampai VIIIB (meskipun tidak berurutan).
- Perubahan: golongan utama dan golongan transisi diberi label IA sampai VIIIA dan kemudian IB sampai VIIIB plus 0.
- Modern: golongan diberi label dengan angka arab dari 1 sampai 18.
Beberapa golongan penting diberi nama.
Golongan IA (1) (tidak termasuk hidrogen) disebut logam alkali. Unsur-unsur
golongan IIA (2) dikenal sebagai logam alkali tanah. Unsur-unsur golongan VIIA
(7) dinamakan halogen. Logam-logam golongan IB (11) dikenal sebagai logam koin
(coinage metals). Unsur-unsur golongan 0 (18) dikenal dengan gas mulia (noble
gases) (Goldberg, 2008).
Penggolongan unsur secara empiris
didasarkan atas kesamaan sifat fisik dan kimia. Unsur digolongkan ke dalam
logam atau nonlogam. Hal itu bergantung pada ada atau tidaknya sifat kilap
logam, baik atau buruknya kemampuan untuk menghantarkan arus listrik dan kalor,
dan kemamputempatan atau kerapuhan. Unsur tertentu (antimon, arsenik, boron,
silikon dan telurium) mirip logam dalam beberapa hal dan mirip nonlogam dalam
hal lainnya. Unsur-unsur tersebut disebut semilogam atau metaloid. Rumus
empiris untuk senyawa biner dari unsur-unsur itu dengan klorin (kloridanya),
dengan oksida dan dengan hidrogen (hidrida-nya) menunjukkan keberkalaan kimia
(Oxtoby, 2001).
Perkembangan sistem periodik dimulai
pada akhir abad 18 dan permulaan 19. Lavoisier, lavoisier membagi unsur-unsur
dalam logam dan non logam. Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 21 unsur.
Setelah ditemukan unsur-unsur lain lebih banyak tidak mungkin bagi Lavoisier
untuk mengelompokkan unsur lebih lanjut. Dalton, pada permulaan abad 19 setelah
teori atom dalton disebarluaskan, banyak yang mengklasifikasikan unsur secara
langsung atau tidak langsung berdasarkan teori ini. Meskipun teori atom dalton
tidak mengandung hal-hal yang menyangkut pengklasifikasikan unsur, tetapi teori
ini telah mendorong untuk mencari hubungan antara sifat-sifat unsur dengan
atom. Pada waktu itu bobot atom merupakan sifat yang dapat dipakai untuk
membedakan atom suatu unsur dengan atom unsur lain (Barsasella, 2012).
Johan Wolfgang Dobereiner adalah orang
pertama yang menemukan adanya hubungan antara sifat-sifat unsur dan bobot
atomnya. Pada tahun 1817 ia mengamati beberapa kelompok 3 unsur yang mempunyai
kemiripan sifat yang disebut dengan triade Dobereiner. Salah satu kelompok 3
unsur itu adalah klor, brom dan yod. Dobereiner menemukan bahwa bobot atom brom
80, merupakan rata-rata dari bobot atom klor 35 dan bobot atom yod 127. J.A.K.
Newland, newland menyusun unsur-unsur yang telah dikenal pada waktu itu menurut
kenaikan bobot atomnya. Ditemukan pengulangan sifat pada setiap unsur
kedelapan. Oleh karena itu unsur-unsur pertama, unsur kedelapan, unsur
kelimabelas dan seterusnya merupakan awalan suatu kelompok seperti “oktaf dalam
nada musik”. Oleh karena itu keteraturan ini dikenal dengan hukum oktaf.
Begeyer De Chancoutois, ia adalah orang pertama yang menyusun unsur secara
periodik. Ia menunjukkan fakta bahwa jika unsur-unsur disusun menurut penurunan
bobot atom, siperoleh secara periodik unsur yang sifatnya mirip. Ia
mengelompokkan unsur-unsur dengan membuat kurva pada permukaan badan silinder
yang disebut dengan “telluric screw” (Barsasella, 2012).
Lothar meyer, meyer mengemukakan
hubungan lebih jelas antara sifat unsur dan bobot atom. Meyer mengukur volume
atom setiap usnru adalah bobot atom unsur dibagi dengan kerepatannya. Dmitri
Mendelev, pandangan mendeleev dan meyer adalah daftar unsur yang ada waktu itu
mungkin belum lengkap, diharapkan sifat unsur bervariasi secara sistematik.
Jadi sifat unsur yang belum diketahui dapat diprediksi. Mendeleev
mempublikasikan tabel yang dapat dianggap sebagai asal mula tabel periodik
modern. Dalam menyiapkan tabelnya, awalnya mendeleev menyusun unsur berdasarkan
massa atomnya, sebagaimana pendahulunya. Namun, ia menyatakan keperiodikan
sifat, yang berakibat membalikkan urutan massa atom. Dengan mendasarkan pada
valensi dalam menentukan massa atom, Mendeleev sedikit banyak menyelesaikan
masalah (Barsasella, 2012).
Mendeleev yakin bahwa unsur-unsur serupa
harus berada dalam satu grup vertikal dan bahwa sifat-sifat harus berubah
berangsung-angsur dari kiri ke kanan dalam periode horizontal. Dalam beberapa tahun,
penemuan skandium, Sc, galium, Ga, dan germanium Ge, membuktikan bahwa
kebanyakan ramalan Mendeleev yang terperinci itu absah (berlaku). Ketika unsur
argon, Ar suatu gas yang secara kimia tak aktif, ditemukan dalam tahun 1894,
sifat-sifatnya tidak mirip unsur manapun yang telah dikenal. Dengan tabel
berkala sebagai penunjuk, ahli-ahli kimia menduga bahwa argon pastilah anggota
keluarga unsur yang membentuk suatu koloni vertikal baru. Suatu pencarian yang
intensif menghasilkan penemuan, hanya dalam enam tahun, lima anggota lain
keluarga itu, dari helium, He, ke radon Rn. Ternyata semuanya merupakan gas
yang tak aktif secara kimia (Keenan, 1984).
Sifat-sifat kimia pada unsur-unsur IA
dan IIA. Aktivitas, ciri khas yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali
tanah, adalah kereaktifannya yang luar biasa besar. Logam natrium, kalsium dan
kalium adalah logam-logam yang begitu aktif sehingga mereka tak terdapat
sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau air. Tak satupun dari
unsur-unsur IA dan IIA terdapat di alam dalam keadaan unsurnya. Semua unsur
alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion unipositif (positif-satu),
semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion dipositif (positif-dua). Sifat
metalik, sifat metalik dalam golongan A, cenderung makin bertambah dari atas ke
bawah pada tabel berkala. Pertambahan ini mungkin kurang menyolok dalam
golongan alkali daripada golongan lainnya, sebab bahkan litium sekalipun
bersifat sangat metalik. dalam Sebagian besar reaksi kimia, unsur dari natrium sampai
sesium, berkelakukan secara sama. Litium agak berbeda, mungkin karena ionnya
begitu kecil sehingga rapatan muatannya sangat tinggi untuk satu ion bermuatan
satu. Litium sudah pasti adalah logam, tetapi yang paling kurang metalik dari
unsur-unsur golongan IA berdasarkan sifat-sifatnya sebagai penyumbang (donor)
elektron. Sesium yang paling metalik. Dalam golongan alkali tanah, kalsium,
stronsium, dan barium, jelas sekali serupa, tetapi magnesium dan berilium
berbeda dari ketiga unsur ini, karena agak kurang aktif. Ini dapat dihubungkan
dengan energi pengionan yang lebih tinggi dari kedua unsur yang terakhir ini.
Semua unsur alkali tanah adalah penyumbang elektron, dengan berilium yang
paling sedikit aktif, dan barium yang paling aktif (Kleinfelter, 1984).
Dari sudut pandang kimia (misalnya,
kemampuannya untuk bereaksi dengan air dan asam dan untuk membentuk senyawa
ionik), logam golongan 2 yang lebih berat, Ca, Sr, Ba, dan Ra mempunyai
keaktifan yang hampir sama dengan logam oglongan i. Dari segi sifat fisik
tertentu misalnya densitas, kekerasan, dan titik leleh), semua unsur golongan 2
umumnya lebih bersifat logam dibandingkan unsur golongan 1. Beberapa sifat
berilium yang sangat berbeda dengan unsur golongan 2 lainnya. Misalnya berilium
mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dan lebih keras dibandingkan unsur
lainnya. Sifat kimianya juga sangat berbeda misalnya:
- Be sangat tidak reaktif dengan udara dan air.
- BeO tidak bereaksi dengan air, sedangkan oksida MO lain membentuk M(OH)2.
- Be dan BeO larut dalam larutan basa kuar membentuk ion Be(OH)4]2-.
BeCl2 dan BeF2 dalam wujud lelehan
adalah konduktor listrik yang buruk; BeCl2 dan BeF2 adalah zat kovalen
(Petrucci, 2011).
Daftar Pustaka Sistem Periodik Unsur
Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib
Kimia Dasar. Jakarta: Trans Info Media.
Goldberg, E David. 2008. Kimia Untuk
Pemula. Jakarta: Erlangga.
Keenan, W Charles, dkk. 1984. Kimia
Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kleinfelter, C Donal, dkk. 1984. Kimia
Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, W David, dkk. 2001. Kimia Modern
Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, H Ralph, dkk. 2011. Kimia
Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Lampiran Sistem Periodik Unsur
Itulah laporan kimia tentang sistem
periodik unsur, semoga dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai contoh bagi
sobat semua yang sedang berjuang membuat laporan. Cukup sekian artikel kali
ini, wassalamu’alaikum and Be Prepared!
Terima kasih admin kakakiky, karena sering membagikan laporan kimia yang memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru seperti saya (k)
BalasHapussama-sama kak ^_^
Hapus